Siang itu, di rapat pada sebuah masjid, Fajar dan kawan-kawan
merundingan sebuah acara yaitu Isra Mi’raj.
“Teman-teman, Insya Allah kita akan mengadakan
acara Isra Mi’raj yang akan dilaksanakan pada hari Jum’at 28 Rajab 1437 H” ucap
Fajar selaku pengurus Masjid At-Taubah.
“Tapi jar, bagaimana dengan dana nya.?”
Tanya salah seorang anggota rapat
“Dana nya kita dapatkan dari
sumbangan-sumbangan masyarakat sekitar “ Jawab Fajar
“Memangnya siapa yang akan meminta
sumbangannya?” Tanya oleh salah seorang anggota yang sama
“Soal itu kita bahas nanti, usai sholat
maghrib” Jawab Fajar
Sorenya, ketika azan maghrib berkumandang, Rizky berjalan ke masjid, tiba-tiba Adib
menghampirinya dan mengajaknya pergi makan-makan di kafe, namun Rizky menolak
ajakan tersebut dengan halus.
“Maaf Dib, tapi aku sedang berpuasa Senin
Kamis dan waktu Shalat sudah tiba, lebih baik sekarang kamu ke masjid bersamaku yuk!” jawab Rizky
“Jika kamu menolak ajakanku, aku juga
menolak ajakanmu Ky. Aku lebih baik tidur saja dirumah”
“Istighfar Dib! Assolatuhoiruminannaum,
sholat itu lebih baik dari pada tidur. Mari kita pergi ke jalan kebaikan”
“Halahh” balas Adib sambil meninggalkan
Rizky
Sejenak
ia kaget dengan apa yang temannya itu katakan, Usai sholat mahrib dan rapat,
masing-masing orang kebagian tugas dan
kebetulan Rizky mendapat tugas untuk mengumpulkan sumbangan untuk acara Isra
Mi’raj nanti.Rizky segera berkeliling kampung untuk mengumpulkan sumbangan,
rumah demi rumah ia datangi, tak satupun terlewatkan.
Setelah beberapa hari mengumpulkan sumbangan,
uang sumbangannya sudah lumayan banyak. Namun,ketika ia ingin melaksanakan
sholat zuhur di masjid, ia meletakan uang tersebut di atas kotak amal masjid.
Soni yang melihatnya mengendap-endap mencurinya ketika Rizky dan jemaah yang
lain sedang sholat, mereka tidak menyadari itu sama sekali karena mereka sholat
dengan khusyu’.
“Masya Allah, dimana uang sumbanganya yang
tadi ku kumpulkan? Tadi kuletakan disini” ucap Rizky seraya menunjuk kotak amal
tempat ia meletakan uang sumbangan yang telah ia kumpulkan. Para Jemaah saling
pandang satu sama lain, tidak ada yang tahu siapa yang telah mencurinya dan
untuk apa.
“Mungkin yang mencuri uang sumbangan
tersebut Rizky, karena ia yang mengumpulkan dan menyimpan sendiri. Lagi pula,
kabarnya ia sedang terbelit hutang di mana-mana” ucap Adib yang tiba-tiba
muncul.
“Adib, jangan suudzon! Rizky itu orang yang
baik dan taat beribadah, tidak mungkin ia mencuri uang sumbangan itu karena itu
dosa besar” ucap Rafly sahabat Rizky.
Namun,para Jemaah yang lain lebih percaya
kepada Adib, fitnah pun menyebar di kampung itu. Keesokan harinya ketika Rizky
meminta sumbangan untuk acara Isra Mi’raj, namun bukannya pulang dengan penuh
sumbangan yang ia dapatkan, melainkan ia pulang dengan penuh hinaan dan
cemoohan oleh warga sekitar, Rizky pun patah semangat dan sakit hati .
Mengetahui hal ini, sebagai sahabat, Rafly harus menghibur dan menasehati
Rizky.
“Rizky, sudah jangan sakit hati terus! Baru
di hina seperti itu saja kau sudah seperti ini, payah kau Ky. Nabi Muhammad
yang di hina lebih kejam dan dilempari kotoran unta saja tidak seperti kamu”
ucap Rafly seraya menepuk pundak Rizky.
“Tapi Raf, bukan hanya hinaan saja. Ketika
aku sedang membeli makanan di warteg untuk buka puasa, penjualnya mendiamkan
aku, aku dikucilkan” sahut Rizky.
“Ky, jalan kebaikan sulit untuk dicapai dan
jalan kesesatan mudah untuk dicapai.Namun di jalan kebaikan, hasil yang akan
kau dapatkan jauh lebih berharga. Jika tak ada uang sumbangan, tahun ini
kampung kita tak dapat mengadakan Isra Mi’raj, dan itu adalah tanggung jawabmu,
aku yakin sahabatku ini adalah orang yang bertanggung jawab. Lebih baik
sekarang kita berdoa meminta pertolongan pada Allah agar menunjukan kebenaran”
ucap Rafly.
Akhirnya Rizky
mengikuti nasihat Rafly, ia pun berjanji untuk mengerjakan tanggung jawabnya
itu dengan sebaik mungkin. Keesokan harinya ia kembali mengumpulkan sumbangan,
Uang dari hasil
sumbangan yang ia kumpulkan sedikit demi sedikit terkumpul dan ketika Rizky
hendak pergi ke Masjid untuk menyetorkan sumbangan yang ia dapatkan ke Fajar,
tiba-tiba Adib dan Soni menghadangnya di jalan yang sepi. Tiba-tiba mereka
merebut tas Rizky yang berisi uang sumbangan dengan paksa.
“Apa yang kalian lakukan, lepaskan! Ini uang
sumbangan bukan milik kalian, jadi jangan merampasnya” kata Rizky.
“Banyak omong kau Ky” bentak Adib seraya
menendang Rizky hingga terjatuh ke tanah.
“Jangan kalian curi uang sumbangan itu,
sesungguhnya kalian berada di jalan kesesatan” ucap Rizky yang berusaha bangun
dan mengejar.
“Lalu apa urusannya sama lo sama kami,
dosa-dosa kami sendiri.” Ujar Soni
“Son, seorang teman harus menasehati temannya
jika temannya itu sedang berbuat kesalahan” ucap Rizky
“Lo bahkan bukan teman kami, enyah lah!”
ucap Adib sambil mendorong Rizky, dan Rizky pun terjatuh. Adib dan Soni segera
kabur meninggalkan Rizky.
Namun apa boleh buat, Adib dan Soni adalah
juara lomba lari di kampung itu, Rizky tak akan mungkin dapat mengejar mereka.
Rizky segera pergi menemui Fajar dan menjelaskan apa yang telah terjadi, Fajar
kaget karena ia tak mengira Adib dan Soni bisa sejahat itu. Fajar sampai
mengira bahwa Adib dan Soni juga yang mencuri uang sumbangan sebelumnya. Fajar
baru teringat bahwa ternyata ada CCTV di masjid di temaptnya itu,ia segera
memanggil warga untuk menyaksikan rekaman CCTV itu. Dan benar saja, ternyata
Soni yang telah mencurinya dan tak ada yang tahu. Warga segera meminta maaf
pada Rizky atas apa yang telah mereka lakukan padanya.
“Maafkan
kami Riz, kami kira kamu yang mencuri. Sebab tuh uang kan kamu yang megang”
ucap seorang warga
“Sudah-sudah kalian tak usah meminta maaf
padaku, setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Aku telah memaafkan kalian
sejak dulu” ucap Rizky.
“Benar itu kata Rizky, lebih baik sekarang
kita kejar Adib dan Soni dan meminta uang yang mereka curi dikembalikan pada
kita” sahut Rafly.
Ditemukanlah Adib
dan Soni sedang berjudi disalah satu tempat sabung ayam. Mereka berdua segera
melarikan diri setelah ketahuan. Namun, ketika menyebrang jalan, mereka
tertabrak motor dan Adib tewas. Soni sangat berduka dan ia sangat dendam kepada
Rizky. Ia sekarang bermaksud ingin membalaskan dendamnya
Ketika Rizky sedang berjalan ke Masjid, ia
bertemu dengan Soni dan menyapanya
“Son,
sudah mendingan Son?” Tanya Rizky
“Iya
Riz” jawab Adib sambil melemparkan batu kearah kepala Rizky.
Rizky
pun pingsan
“Soni, apa yang ingin kau lakukan,lepaskan
aku!” ucap Rizky.
“Aku hanya ingin membalaskan dendam kakakku.
Aku mengikatmu disini agar besok kau tak dapat menghadiri acara Isra Mi’raj itu
dan setelah itu aku akan membunuhmu dengan pisau ini” jawab Soni seraya
menunjukan sebuah pisau tajam yang beru saja ia beli dari pasar dan
memasukannya kedalam kantong celananya.
“Soni, orang yang paling dibenci Allah ialah
orang yang menaruh dendam. Jadi, janganlah kamu dendam padaku atas kematian
kakakmu, ia sudah tenang di sana. Sekarang aku mohon lepaskan aku” ujar Rizky.
Namun, Soni menghiraukan nasihatnya dan
pergi meninggalkannya dan pisaunya terjatuh dari celananya yang jaraknya tak
jauh dari Rizky yang terikat. Rizky segera mengambil pisau tersebut dengan kakinya
dan meletakannya di belakang tiang sehingga tangannya dapat menggunakannya
untuk memotong tali yang mengikatnya. Setelah bebas, Rizky mulai mengejar Soni
“Soni,
tunggu soni. Jangan lari” ucap Rizky
“Sialan
dia bebas”
Ketika ia menyebrang, ia selalu
melihat kearah Rizky dibelakangnya dan ia pun menabrak sebuah odong-odong. Ia
pingsan dengan pendarahan di kepalanya. Rizky langsung membawanya kerumah
sakit.
Dirumah sakit, ia sudah siuman.
“Rizky,
gw dimana?” Tanya Soni
“kamu di
Rumah sakit, Alhamdulillah kamu sudah sadar.Son” jawab Rizky
“Rizky,
maafkan aku untuk apa yang telah kulakukan padamu. Ternyata kamu ini orang yang
sangat baik hati. Kau menolongku setelah apa yang aku perbuat padamu” Ucap Soni
sambil menangis meratapi apa yang terjadi padanya.
“Sudah Soni, la tahzan , jangan bersedih
hati lagi. Aku sudah memaafkanmu, sekarang aku ingin kau meminta maaf dan
bertaubat pada Allah agar ia memberimu ampunan” Ucap Rizky.
Akhirnya Soni bertaubat dan
berjanji tidak akan berbuat jahat lagi. Ia bertaubat dan mulai belajar Islam
dengan Rizky